Menulis? Sesuaikan Saja Dengan Yang Ada di Pikiran Kita.



Kini menulis tentang apapun, soal apapun, terkait apapun bisa dengan mudah dilakukan. Pun waktunya, bisa dimana saja, bahkan dalam tempat yang sangat privacy. Meminjam salah satu advertorial provider komunikasi, yakni satu dalam genggaman, ada betulnya.

Teknologi saat ini sudah sangat menggembirakan, sistem operasi yang ditanamkan sangat bisa memberikan kemudahan bagi penulis. Lihat saja dan wara-wiri di timeline media sosial kita. Aplikasi mulai dari Facebook, Instagram, Twitter dan sebagainya, dipenuhi dengan caption/keterangan yang beragam. Usia pun mulai dari remaja, dewasa dan orangtua. Mereka bisa dengan mudah memberikan gambaran dengan situasi apa saja yang ada didepan mereka sebagai obyek. Misalnya, dengan memberikan situasi lalu-lintas, bahwa ada titik kemacetan diseputaran jalur yang dilalui. Atau adanya aksi demonstrasi yang dilakukan pelbagai kelompok di gedung vital. Apalagi dibubuhi dengan tagar/tanda pagar, hingga menjadi viral.

Masih ragu untuk menulis? Dirasa tidak. Namun  yang perlu diingat adalah menulis hal yang memberikan dampak positif, bisa memberikan kepuasan bagi si penulis itu sendiri. Bilamana, menulis memberikan ekses negatif, nah ini yang dirasakan dapat menjadi buah simalakama. Jadi memang rules atau aturan main yang ada perlu dikedepankan. UU ITE (Informasi Transaksi Elektronik) dapat dijadikan sebuah momok yang menakutkan bahkan mengerikan. Sudah banyak kasus terjadi di Indonesia terkait penulisan yang berujung di meja hijau. 

Lupakan paragrap diatas, kita kembali saja dengan tulisan kita. Apapun bisa jadi tulisan yang menarik. Bahkan dari menulis, bisa saja menjadi novel atau naik ke jenjang berikutnya yang dilirik oleh produser untuk dijadikan film. 

Menulis mulai dari hal-hal kecil saja terlebih dahulu, lama-lama akan menjadi sebuah tulisan yang menarik. Apalagi bila dibaca oleh semua kalangan. Jangan menunggu untuk bisa di apresiasi pembaca. Minimal kita bangga akan diri kita sendiri. 



Rasa sedih dan senang, bisa dituangkan dalam sebuah kata yang menjadi kalimat. Sedikit kutipan dari Stephen King : “Menulislah dengan pintu tertutup, lalu menulis ulanglah dengan pintu terbuka. Hasil karyamu mulanya memang hanya untukmu. Tapi kemudian keluar menjadi milik siapa saja yang ingin membaca atau mengkritiknya. Yang terpenting, sadarilah bahwa pasti akan ada orang yang mengatakan apa yang kau lakukan sia-sia. Tiap penulis mengalaminya."


-Pasar Minggu, 17 Oktober 2019-
Masih pake baju dinas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mandi Keharuman Sepanjang Hari dengan Vitalis Bodywash

Era Digital Rambah Klinik Gigi Global Estetik

Rintik Hujan Temani Syahdunya Launching Buku Terinspirasi dan Termotivasi!